Andreas Hugo Pareira: Waspadai Penipuan Berkedok Akun Bisnis Hotel di Google

Andreas Hugo Pareira Waspadai Penipuan Berkedok Akun Bisnis Hotel di Google
Nasional — Anggota Komisi X DPR RI, Andreas Hugo Pareira, mengeluarkan imbauan kepada masyarakat untuk lebih berhati-hati dalam melakukan reservasi hotel. Imbauan ini muncul setelah maraknya laporan mengenai penipuan yang menggunakan modus akun bisnis hotel palsu di Google.

Dalam rilis yang disampaikan kepada Parlementaria, Andreas mengingatkan masyarakat untuk memastikan bahwa mereka bertransaksi dengan akun resmi hotel sebelum melakukan pemesanan dan pembayaran.

Penipuan yang terjadi ini memanfaatkan kelalaian masyarakat dalam memeriksa keaslian akun bisnis hotel di Google. Andreas menegaskan pentingnya kewaspadaan dalam setiap transaksi yang melibatkan pembayaran.

"Saat hendak transaksi, harus yakin benar uang dikirimkan ke rekening resmi hotel. Yang pasti kalau nomor rekening atas nama pribadi atau perorangan, itu adalah penipuan,” ujar Andreas di Jakarta, Jumat (16/8/2024).

Penipuan yang mengatasnamakan hotel-hotel ini kerap kali menggunakan informasi yang tampak sah dan meyakinkan. Mereka membuat akun bisnis palsu yang terlihat resmi dan mengarahkan calon tamu untuk melakukan pembayaran ke rekening pribadi yang bukan milik hotel tersebut.

Andreas berharap masyarakat lebih jeli dan teliti dalam memverifikasi setiap detail informasi sebelum melakukan transaksi. Hal ini penting agar tidak ada yang menjadi korban dari aksi penipuan semacam ini.

Andreas juga memberikan solusi agar masyarakat dapat lebih aman dalam melakukan pemesanan hotel. Menurutnya, memanfaatkan layanan pemesanan hotel melalui agen perjalanan daring atau online travel agent (OTA) merupakan langkah yang lebih aman. OTA umumnya sudah memiliki mekanisme verifikasi yang lebih ketat, sehingga risiko penipuan dapat diminimalisir.

“Masyarakat juga bisa memanfaatkan layanan pemesanan hotel melalui agen perjalanan daring atau online travel agent (OTA) untuk lebih aman,” imbuhnya.

Di samping itu, Andreas juga menekankan pentingnya langkah preventif dan komprehensif dari pemerintah dalam melindungi konsumen serta industri perhotelan atau pelaku perjalanan dan wisata. Ia menyoroti dampak buruk yang ditimbulkan oleh modus penipuan ini terhadap industri perhotelan.

Penipuan tersebut tidak hanya merugikan konsumen, tetapi juga menyebabkan kerugian bagi hotel-hotel yang kehilangan pelanggan. Informasi yang ditampilkan pada akun bisnis palsu di Google sering kali tidak akurat atau menyesatkan, yang pada akhirnya merusak reputasi hotel.

Pembajakan akun bisnis hotel di Google menjadi salah satu masalah serius yang dapat merusak citra dan reputasi hotel. Ketika akun bisnis hotel diretas, informasi yang ditampilkan bisa saja bersifat negatif atau tidak sesuai dengan kenyataan.

Hal ini bisa berdampak panjang bagi hotel, terutama dalam menarik dan mempertahankan pelanggan. Andreas meminta pihak berwenang untuk bertindak cepat dan tegas dalam menangani kasus ini.

"Termasuk penegak hukum dan pihak terkait harus bisa segera mengungkap dan memberi sanksi tegas pelaku peretasan yang sudah merugikan hotel-hotel dan konsumen,” tukas Andreas.

Lebih lanjut, Andreas mengimbau pelaku bisnis di sektor perhotelan untuk meningkatkan sistem keamanan mereka dalam melindungi data bisnis dan reputasi mereka.

Ancaman penipuan dan peretasan ini tidak hanya terjadi di Indonesia, tetapi juga di negara tetangga seperti Singapura. Oleh karena itu, ada kemungkinan adanya sindikat internasional yang terlibat dalam kasus ini.

Mengingat skala permasalahan yang semakin meluas, Andreas menekankan pentingnya kerja sama antar negara dalam menangani sindikat penipuan ini.

Sektor perhotelan dan pariwisata, yang menjadi salah satu tulang punggung perekonomian di banyak negara, sangat rentan terhadap aksi penipuan semacam ini.

Andreas menekankan bahwa pelaku bisnis di sektor ini harus selalu waspada dan memperkuat sistem keamanan mereka, baik untuk melindungi data maupun menjaga kepercayaan konsumen.

Pengalaman buruk dalam melakukan reservasi hotel bisa menurunkan minat wisatawan dan merusak citra pariwisata sebuah negara.

DPR RI, khususnya Komisi X, akan terus mengawal kasus ini dan berkoordinasi dengan pihak-pihak terkait untuk memastikan kenyamanan dan keamanan masyarakat saat melakukan reservasi hotel.

Andreas menegaskan bahwa perlindungan konsumen menjadi perhatian utama, terutama di era digital ini, di mana ancaman penipuan semakin berkembang dengan memanfaatkan teknologi dan platform online.

“Ini menjadi concern kita juga. Ada banyak cara yang dilakukan pelaku kejahatan dari celah-celah yang ada. Kita akan riviu bersama dengan pihak-pihak terkait,” tutup legislator daerah pemilihan Nusa Tenggara Timur I itu.

Dalam menghadapi situasi ini, kesadaran masyarakat dan kolaborasi antara pemerintah, pelaku industri, dan penegak hukum sangat diperlukan. Dengan begitu, upaya penipuan yang merugikan dapat diminimalisir, dan konsumen dapat merasa lebih aman dalam melakukan transaksi online, khususnya dalam hal reservasi hotel.

Andreas juga mengimbau agar masyarakat lebih kritis dan selalu memverifikasi informasi dari sumber yang terpercaya sebelum melakukan pembayaran.

Kasus-kasus penipuan seperti ini tidak hanya berdampak pada individu, tetapi juga pada citra pariwisata dan industri perhotelan secara keseluruhan.

Oleh karena itu, tindakan pencegahan dan respons cepat dari semua pihak yang terlibat menjadi kunci dalam menjaga kepercayaan konsumen dan integritas industri perhotelan.

Andreas berharap bahwa dengan adanya peningkatan kewaspadaan dan langkah-langkah preventif yang lebih baik, modus penipuan semacam ini bisa segera diberantas dan tidak lagi menjadi ancaman bagi masyarakat dan industri perhotelan.***

Fauzi

Content Writer, Copywriter, Journalist

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama