Hilmar Farid Tekankan Pentingnya Pembentukan Kementerian Kebudayaan untuk Kekuatan Ekonomi

Hilmar Farid Tekankan Pentingnya Pembentukan Kementerian Kebudayaan untuk Kekuatan Ekonomi
Nasional – Direktur Jenderal (Dirjen) Kebudayaan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek), Hilmar Farid, menekankan pentingnya investasi dalam kebudayaan untuk meningkatkan nilai ekonomi Indonesia. Dalam keterangan resmi yang dikeluarkan pada Minggu, Hilmar menyebutkan bahwa kebudayaan tidak hanya memiliki tujuan utama untuk membangun karakter dan jati diri bangsa, tetapi juga memberikan kontribusi signifikan terhadap ekonomi.

“Kebudayaan, selain tujuan utama untuk membangun karakter dan jati diri bangsa, juga memberikan kontribusi yang signifikan terhadap ekonomi. Setiap Rp1 yang diinvestasikan, nilai baliknya hingga Rp10,” ujarnya.

Hilmar menambahkan perlunya pembentukan kementerian khusus kebudayaan sebagai langkah strategis untuk memajukan sektor ini.

“Dengan mempertimbangkan besarnya dampak ekonomi dari kebudayaan, pembentukan kementerian khusus kebudayaan menjadi sangat penting. Kementerian ini tidak hanya akan menguatkan identitas budaya bangsa, tetapi juga akan menjadi pilar dalam menghubungkan kebudayaan dengan ekonomi,” tegasnya.

Hilmar menyatakan bahwa Indonesia, dengan keanekaragaman budaya terbesar di dunia, perlu memperluas fungsi ekonomi yang mencakup kebudayaan dan industri kreatif. Hal ini, menurutnya, akan memberikan Indonesia garis atau lintasan budaya yang berbeda dari negara-negara yang fokus pada kebudayaan pop.

Menurut Hilmar, kegiatan kebudayaan seperti pengelolaan museum dan pagelaran seni serta budaya berkontribusi besar terhadap perekonomian nasional. Ia mencatat bahwa dampak ekonomi dari Museum Nasional dan festival budaya dapat mencapai miliaran hingga triliunan rupiah setiap tahunnya. Penelitian yang mendalam menunjukkan kontribusi signifikan kebudayaan terhadap ekonomi, dengan salah satu contoh konkret yang dikemukakan oleh Pengamat Pariwisata Universitas Sanata Dharma Yogyakarta, Ike Janita Dewi. Dalam risetnya, Ike menunjukkan bahwa kegiatan kebudayaan pada tahun 2023 melibatkan sekitar 44 juta tenaga kerja atau 29,5 persen dari total tenaga kerja di Indonesia.

Ike menjelaskan bahwa sebuah kegiatan seni dan budaya di Daerah Istimewa Yogyakarta, yang membutuhkan biaya Rp457 juta, dapat menghasilkan dampak ekonomi hingga Rp160 miliar.

“Ini menunjukkan dampak yang jauh lebih besar dari biaya penyelenggaraannya,” ujar Ike.

Data ini menegaskan betapa besar potensi ekonomi yang dapat dihasilkan dari investasi dalam kebudayaan.

Peneliti dari Tenggara Strategics, Made Hani Jaya Dewantara, juga memberikan pandangan mengenai pentingnya pendirian lembaga pengelola khusus kebudayaan. Hani merekomendasikan langkah ini untuk memaksimalkan dampak ekonomi dari kebudayaan. Ia menjelaskan bahwa Museum Nasional memberikan dampak ekonomi sekitar Rp372 miliar dari tiket masuk, acara, dan penyewa, serta valuasi aset sebesar Rp2 triliun. Selain itu, sektor kain tradisional berkontribusi sekitar Rp10 triliun dari ekspor dan perdagangan dalam negeri, dan setiap festival budaya dapat menghasilkan dampak ekonomi hingga Rp7 miliar.

Hani juga menyoroti dampak ekonomi dari sektor-sektor lain yang berkaitan dengan kebudayaan. Setelah batik ditetapkan sebagai warisan budaya tak benda oleh UNESCO, sektor terkait seperti jamu (herbal), kebugaran, dan spa memberikan dampak ekonomi sekitar Rp23 triliun, serta Rp35 triliun untuk pariwisata kebugaran.

“Setelah UNESCO menetapkan batik sebagai warisan budaya tak benda, sektor jamu, kebugaran, dan spa memberikan dampak ekonomi sekitar Rp23 triliun serta Rp35 triliun untuk pariwisata kebugaran,” kata Hani.

Sistem Subak di Bali juga disebutkan sebagai contoh lainnya. Setelah ditetapkan sebagai warisan budaya dunia oleh UNESCO pada tahun 2012, sistem ini memberikan dampak ekonomi sekitar Rp30 miliar untuk skala satu desa dari akomodasi, restoran, dan tiket masuk. Hani menekankan bahwa pengakuan global terhadap kebudayaan dapat meningkatkan ekonomi lokal secara signifikan.

Dalam konteks ini, penekanan pada investasi budaya sebagai bagian dari strategi ekonomi yang lebih luas menjadi semakin jelas. Keberadaan kementerian khusus kebudayaan diharapkan dapat membawa perubahan positif dalam memajukan sektor ini, serta memaksimalkan kontribusi ekonomi dari kebudayaan yang ada di Indonesia. Menerapkan kebijakan dan strategi yang tepat untuk mengelola dan mengembangkan sektor kebudayaan akan menjadi langkah penting untuk mengoptimalkan dampak ekonomi yang bisa dicapai.

Fauzi

Content Writer, Copywriter, Journalist

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama