Budaya - Kebudayaan seringkali dianggap sebagai elemen pendukung dalam pembangunan negara, lebih fokus pada aspek karakter dan identitas bangsa daripada kontribusi ekonomi. Namun, Direktur Jenderal (Dirjen) Kebudayaan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek), Hilmar Farid, menegaskan bahwa investasi dalam kebudayaan memiliki potensi ekonomi yang signifikan.
Menurutnya, setiap Rp1 yang diinvestasikan dalam kebudayaan dapat memberikan nilai balik hingga Rp10. Pernyataan ini membuka diskusi penting tentang bagaimana kebudayaan dapat berfungsi sebagai pilar ekonomi dan bagaimana pembentukan kementerian khusus kebudayaan dapat memperkuat hubungan antara kebudayaan dan ekonomi.
1. Nilai Ekonomi dari Investasi Kebudayaan
Hilmar Farid mengungkapkan bahwa kebudayaan tidak hanya berfungsi untuk membangun karakter dan jati diri bangsa tetapi juga memiliki kontribusi besar terhadap ekonomi. Ia mengusulkan pembentukan kementerian khusus kebudayaan untuk memajukan sektor ini dan memperkuat dampak ekonominya. Pendapat ini didukung oleh data yang menunjukkan kontribusi besar dari kegiatan kebudayaan terhadap perekonomian nasional. Misalnya, kegiatan kebudayaan seperti pengelolaan museum, pagelaran seni, dan festival budaya dapat menghasilkan dampak ekonomi miliaran hingga triliunan rupiah setiap tahunnya.
Penelitian dari Pengamat Pariwisata Universitas Sanata Dharma Yogyakarta, Ike Janita Dewi, menunjukkan bahwa kegiatan kebudayaan melibatkan sekitar 44 juta tenaga kerja atau 29,5 persen dari total tenaga kerja di Indonesia pada tahun 2023. Data ini mencerminkan betapa luasnya jangkauan dampak kebudayaan dalam dunia kerja dan ekonomi.
Sebagai contoh konkret, sebuah kegiatan seni dan budaya di Daerah Istimewa Yogyakarta yang membutuhkan biaya Rp457 juta dapat menghasilkan dampak ekonomi hingga Rp160 miliar. Ini menunjukkan bahwa investasi dalam kebudayaan dapat memberikan hasil ekonomi yang jauh lebih besar daripada biaya penyelenggaraannya.
2. Kebutuhan Akan Lembaga Pengelola Khusus Kebudayaan
Peneliti dari Tenggara Strategics, Made Hani Jaya Dewantara, merekomendasikan pendirian lembaga pengelola khusus kebudayaan. Contoh konkret dari dampak ekonomi kebudayaan dapat dilihat dari Museum Nasional, yang memberikan dampak ekonomi sekitar Rp372 miliar dari tiket masuk, acara, penyewa, dan valuasi aset sebesar Rp2 triliun.
Sektor kain tradisional juga berkontribusi sekitar Rp10 triliun dari ekspor dan perdagangan dalam negeri. Setiap festival budaya dapat menghasilkan dampak ekonomi hingga Rp7 miliar, yang menunjukkan betapa besar potensi ekonomi yang dapat dihasilkan dari sektor ini.
Pentingnya lembaga pengelola khusus kebudayaan bukan hanya untuk meningkatkan efektivitas pengelolaan kebudayaan, tetapi juga untuk mengoptimalkan kontribusi ekonomi dari sektor ini. Dengan adanya lembaga khusus, akan ada fokus yang lebih besar pada pengembangan dan promosi kebudayaan, yang pada gilirannya dapat meningkatkan nilai tambah dan dampak ekonominya.
3. Contoh Kasus: Batik dan Subak
Pentingnya kebudayaan dalam perekonomian Indonesia juga dapat dilihat dari contoh spesifik seperti batik dan sistem Subak di Bali. Setelah batik ditetapkan sebagai warisan budaya tak benda oleh UNESCO, sektor terkait seperti jamu (herbal), kebugaran, dan spa memberikan dampak ekonomi sekitar Rp23 triliun, serta Rp35 triliun untuk pariwisata kebugaran. Penetapan batik sebagai warisan budaya dunia tidak hanya melestarikan budaya, tetapi juga memberikan dorongan besar bagi sektor ekonomi terkait.
Demikian juga, sistem Subak di Bali, yang ditetapkan sebagai warisan budaya dunia pada tahun 2012, memberikan dampak ekonomi sekitar Rp30 miliar untuk skala satu desa dari akomodasi, restoran, dan tiket masuk. Ini menunjukkan bagaimana pengakuan global terhadap kebudayaan dapat meningkatkan ekonomi lokal secara signifikan.
4. Menyelaraskan Kebudayaan dan Ekonomi
Indonesia, sebagai negara dengan keanekaragaman budaya terbesar di dunia, memiliki peluang besar untuk memperluas fungsi ekonomi dari kebudayaan dan industri kreatif. Hilmar Farid menekankan perlunya memperluas garis atau lintasan budaya Indonesia untuk membedakannya dari negara-negara yang lebih fokus pada kebudayaan pop. Ini dapat mencakup pengembangan strategi yang mengintegrasikan kebudayaan dengan sektor ekonomi lainnya, seperti pariwisata, industri kreatif, dan perdagangan.
Pembentukan kementerian khusus kebudayaan bisa menjadi langkah strategis untuk mewujudkan hal ini. Dengan adanya kementerian yang berdiri sendiri, akan ada fokus yang lebih besar pada pengembangan kebudayaan, yang akan mendukung tidak hanya pelestarian budaya tetapi juga meningkatkan kontribusi ekonomi dari sektor ini.
5. Tantangan dan Strategi Pengembangan
Meskipun potensi ekonomi dari kebudayaan sangat besar, ada tantangan yang harus dihadapi dalam pengembangan sektor ini. Beberapa tantangan termasuk kurangnya pendanaan, keterbatasan infrastruktur, dan kurangnya perhatian terhadap nilai ekonomi kebudayaan. Oleh karena itu, perlu adanya strategi yang efektif untuk mengatasi tantangan ini, seperti:
- Peningkatan Investasi: Meningkatkan investasi dalam kebudayaan untuk memperbaiki infrastruktur dan mendukung kegiatan kebudayaan yang berdampak ekonomi besar.
- Pengembangan Sumber Daya Manusia: Meningkatkan keterampilan dan kapasitas tenaga kerja dalam sektor kebudayaan untuk mendukung pertumbuhan ekonomi.
- Promosi dan Pemasaran: Meningkatkan promosi dan pemasaran kebudayaan untuk menarik minat wisatawan dan investor.
- Kolaborasi dan Kemitraan: Membangun kemitraan antara sektor publik dan swasta untuk mendukung pengembangan kebudayaan dan ekonomi terkait.
Kesimpulan
Investasi dalam kebudayaan memiliki potensi ekonomi yang signifikan, dan pentingnya pembentukan kementerian khusus kebudayaan perlu dipertimbangkan untuk memajukan sektor ini. Kebudayaan dapat memberikan kontribusi besar terhadap ekonomi nasional, dengan dampak yang jauh lebih besar dari biaya penyelenggaraannya.
Dengan mengatasi tantangan dan mengimplementasikan strategi yang efektif, Indonesia dapat memanfaatkan kekayaan budaya untuk mendukung pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan dan memperkuat identitas budaya bangsa.
Pembentukan lembaga pengelola khusus kebudayaan dan peningkatan investasi dalam sektor ini akan menjadi kunci untuk memaksimalkan kontribusi ekonomi dari kebudayaan dan mewujudkan potensi penuhnya.
Tags
Budaya