Potensi Teknologi Gelombang Terahertz (THz) untuk Masa Depan Telekomunikasi di Indonesia

Potensi Teknologi Gelombang Terahertz (THz) untuk Masa Depan Telekomunikasi di Indonesia

Technology — Hana Arisesa, seorang peneliti dari Pusat Riset Telekomunikasi Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), menekankan bahwa pengembangan teknologi gelombang terahertz (THz) memiliki prospek yang sangat menjanjikan di Indonesia.

Menurut Hana, peluang untuk kemajuan dan penerapan teknologi THz di masa depan masih sangat luas. Teknologi ini diharapkan akan memainkan peran penting dalam berbagai bidang, dan potensi pengembangannya masih sangat besar.

"Peluang pengembangan teknologi THz di masa depan masih sangat terbuka lebar," jelasnya Senin 5 Agustus 2024.

Teknologi THz, yang berada pada pita frekuensi antara 100 gigahertz (GHz) hingga 10.000 GHz, menawarkan berbagai aplikasi, termasuk spektroskopi, pencitraan, astronomi, deteksi, dan pengujian. Hana menyoroti bahwa meskipun teknologi THz belum banyak digunakan, kebutuhan akan teknologi yang lebih canggih semakin mendesak.

"Teknologi yang ada saat ini seperti gelombang mikro 4G dan fotonika belum mampu memenuhi permintaan yang semakin meningkat," tambah Hana.

Hana juga mengungkapkan bahwa dengan riset yang intensif, teknologi THz memiliki potensi untuk menjadi bagian penting dalam kehidupan sehari-hari.

"Dengan banyaknya riset yang sedang dilakukan, tidak menutup kemungkinan teknologi THz akan menjadi bagian penting dari kehidupan sehari-hari di masa depan," ujarnya.

Teknologi terahertz (THz) sering kali disebut sebagai teknologi sub-inframerah atau inframerah jauh. Ini karena teknologi THz beroperasi pada pita frekuensi yang terletak di antara dua rentang frekuensi yang lebih dikenal: microwave dan inframerah.

Pita frekuensi terahertz ini mengisi celah antara microwave yang memiliki frekuensi lebih rendah dan inframerah yang frekuensinya lebih tinggi. Dengan kata lain, THz berada di tengah-tengah spektrum frekuensi, menggabungkan karakteristik dari kedua jenis gelombang tersebut.

"THz beroperasi pada pita frekuensi terahertz yang terletak di antara pita frekuensi microwave dan inframerah," jelas Hana.

Yusuf Nur Wijayanto, Kepala Pusat Riset Elektronika BRIN, menjelaskan bahwa teknologi terahertz (THz) menawarkan potensi besar sebagai solusi alternatif untuk aplikasi komunikasi nirkabel dan penginderaan dengan pita lebar. Menurut Yusuf, teknologi ini memungkinkan tingkat mobilitas tinggi dan dapat menyediakan kemampuan untuk mengirimkan data dengan kecepatan tinggi serta meningkatkan akurasi dalam penginderaan.

Dalam penjelasannya, Yusuf menekankan bahwa teknologi THz memiliki keuntungan khusus dalam aplikasi telekomunikasi dan non-kontak, berkat pita lebar yang digunakannya. Dengan teknologi ini, data dapat ditransmisikan dengan lebih cepat dan akurat, menjadikannya solusi yang menjanjikan untuk kebutuhan komunikasi yang berkembang pesat.

"Tingkat mobilitas tinggi pada aplikasi bidang telekomunikasi dan non-kontak untuk bidang penginderaan dengan pita lebar dapat menyediakan kemampuan membawa data yang cepat dan memberikan peningkatan akurasi," ungkapnya.

Yusuf juga menggarisbawahi pentingnya melanjutkan pengembangan baik dari perangkat maupun sistem THz untuk memastikan teknologi ini dapat diterapkan secara efektif dalam berbagai bidang. Fokus riset BRIN akan tertuju pada pengembangan menyeluruh dari teknologi ini, guna memaksimalkan manfaatnya untuk aplikasi di masa depan.

"Pengembangan dari semua sisi, baik dari perangkat maupun sistem THz akan menjadi fokus riset BRIN ke depannya," pungkasnya.

Fauzi

Content Writer, Copywriter, Journalist

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama