BRIN Kembangkan Teknologi LiDAR untuk Pemetaan Bencana Hidrometeorologi

BRIN Kembangkan Teknologi LiDAR untuk Pemetaan Bencana Hidrometeorologi

Technology — Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) tengah mengembangkan teknologi Light Detection and Ranging (LiDAR) untuk meningkatkan pemetaan bencana hidrometeorologi di Indonesia. Inovasi ini diharapkan dapat memperbaiki manajemen bencana, khususnya dalam penanganan banjir pesisir.

Kepala Pusat Riset Geoinformatika BRIN, M. Rokhis Khomarudin, menyatakan bahwa teknologi LiDAR menawarkan potensi besar untuk mendukung manajemen bencana.

“Teknologi LiDAR memiliki potensi besar dalam meningkatkan manajemen bencana hidrometeorologi, khususnya dalam mendukung manajemen banjir pesisir,” tutur Rokhis di Jakarta, Senin 5 Agustus 2024.

Teknologi LiDAR adalah metode penginderaan jauh yang menggunakan cahaya laser untuk mengukur jarak, menghasilkan data berupa model permukaan digital dengan resolusi tinggi. Menurut Rokhis, bencana hidrometeorologi seperti banjir, angin topan, badai, gelombang badai, dan hujan deras dapat menimbulkan kerusakan signifikan pada infrastruktur serta dampak negatif terhadap lingkungan.

"Memahami dan memetakan peristiwa ini dengan akurat sangat penting untuk strategi manajemen bencana yang efektif dan efisien," ungkapnya.

BRIN juga merencanakan kerja sama strategis dengan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) untuk kegiatan monitoring banjir di Pantai Utara Pulau Jawa. Data yang diperoleh dari teknologi LiDAR dianggap penting untuk mengatasi kekurangan informasi, karena Digital Elevation Model (DEM) Nasional saat ini hanya memiliki resolusi spasial maksimum 8,25 meter.

"Kalau kita menggunakan LiDAR, tentunya akan mendapatkan data resolusi spasial yang lebih tinggi. Sehingga, kita mampu memodelkan banjir lebih teliti," pungkasnya.

BRIN tidak hanya akan berkolaborasi dengan pemerintah, tetapi juga akan melibatkan sektor swasta dalam pengembangan dan penerapan teknologi ini. Rokhis berharap bahwa riset ini akan memanfaatkan pesawat terbang tanpa awak (UAV) dan teknologi LiDAR untuk menghasilkan Digital Elevation Model (DEM), serta dapat diterapkan dalam pemodelan spasial lainnya.

Fauzi

Content Writer, Copywriter, Journalist

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama